salah seorang tokoh spiritual asal India yang baru pertama menginjakkan kakinya di Bali, mengaku merasakan vibrasi atau getaran kedamaian di Pulau Dewata. "Apa yang saya rasakan, mungkin sama dengan yang diakui oleh banyak masyarakat internasional yang telah melakukan perjalanan wisata spiritual ke Bali. Kondisi alam yang indah dan perilaku masyarakat religius mendukung terciptanya rasa itu," katanya di Denpasar, Ahad (9/5) petang.
Vibrasi rasa damai itu, katanya, menjadi salah satu pendorong banyaknya kaum spiritual dunia ramai-ramai datang kembali ke "Pulau Kahyangan" Bali. Di depan kaum spiritual yang menunggu kehadirannya, wanita berusia 62 tahun itu mengatakan bahwa orang-orang suci mancanegara kerap berkunjung ke Bali untuk bisa menikmati sekaligus memberikan vibrasi kedamaian.
Masyarakat Bali, selama ini melakukan ritual dengan memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa. "Tidak mengherankan jika turis asing berduyun-duyun melakukan perjalanan ke daerah ini untuk dapat merasakan kedamaian yang belum tentu bisa didapatkan di negerinya. Saya kagum terhadap keindahan dan keramahtamahan masyarakat Bali," tutur Sister Shashi didampingi Pimpinan Pusat Studi Spiritual Brahma Kumaris Bali, Sister Janaki.
Sister Sashi yang mengaku sudah 52 tahun menggeluti spiritual Raja Yoga Brahma Kumaris, pada kesempatan itu melakukan pelayanan dengan membahas falsafah karma atau "hukum sebab akibat" bersama masyarakat dan pemuka agama setempat.
Dalam program publik tersebut disamping memberikan wacana juga diselingi dengan pemutaran film spiritual yang spektakuler, yakni mengungkap rahasia perjalanan jiwa setelah mati. Perjalanan jiwa dari satu badan ke badan yang lainnya sesuai karma atau perbuatan.
Film yang didatangkan khusus dari India itu membongkar rahasia inkarnasi atau penjelmaan roh pada makhluk lain, terutama manusia. Film yang menceritakan perjalanan sang jiwa yang abadi itu mendapat partisipasi yang besar dari masyarakat setempat.
Yogi atau penganut yoga di jajaran Raja Yogi Brahma Kumaris yang berpusat di Madhuban, India, selain datang ke Bali juga memberikan pelayanan spiritual guna menebarkan kedamaian dan memberi pencerahan di sejumlah negara Asia lainnya seperti Filipina, Tokyo dan Singapura.
Vibrasi rasa damai itu, katanya, menjadi salah satu pendorong banyaknya kaum spiritual dunia ramai-ramai datang kembali ke "Pulau Kahyangan" Bali. Di depan kaum spiritual yang menunggu kehadirannya, wanita berusia 62 tahun itu mengatakan bahwa orang-orang suci mancanegara kerap berkunjung ke Bali untuk bisa menikmati sekaligus memberikan vibrasi kedamaian.
Masyarakat Bali, selama ini melakukan ritual dengan memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa. "Tidak mengherankan jika turis asing berduyun-duyun melakukan perjalanan ke daerah ini untuk dapat merasakan kedamaian yang belum tentu bisa didapatkan di negerinya. Saya kagum terhadap keindahan dan keramahtamahan masyarakat Bali," tutur Sister Shashi didampingi Pimpinan Pusat Studi Spiritual Brahma Kumaris Bali, Sister Janaki.
Sister Sashi yang mengaku sudah 52 tahun menggeluti spiritual Raja Yoga Brahma Kumaris, pada kesempatan itu melakukan pelayanan dengan membahas falsafah karma atau "hukum sebab akibat" bersama masyarakat dan pemuka agama setempat.
Dalam program publik tersebut disamping memberikan wacana juga diselingi dengan pemutaran film spiritual yang spektakuler, yakni mengungkap rahasia perjalanan jiwa setelah mati. Perjalanan jiwa dari satu badan ke badan yang lainnya sesuai karma atau perbuatan.
Film yang didatangkan khusus dari India itu membongkar rahasia inkarnasi atau penjelmaan roh pada makhluk lain, terutama manusia. Film yang menceritakan perjalanan sang jiwa yang abadi itu mendapat partisipasi yang besar dari masyarakat setempat.
Yogi atau penganut yoga di jajaran Raja Yogi Brahma Kumaris yang berpusat di Madhuban, India, selain datang ke Bali juga memberikan pelayanan spiritual guna menebarkan kedamaian dan memberi pencerahan di sejumlah negara Asia lainnya seperti Filipina, Tokyo dan Singapura.
No comments:
Post a Comment